Cukup Sudah Violet Evergarden Menjadi Senjata Perang

1406
Sumber Foto: duniaku.idntimes.com

 Identitas Film:

Judul: Violet Evergarden

Sutradara: Taichi Ishidate, Haruka Fujita

Penulis: Reiko Yoshida

Durasi: 24 Menit per episode

Genre: Drama, Fantasy

Total Episode: 13+ OVA

 

Perang memberikan dampak buruk bagi anak-anak maupun orang dewasa. Perang mengakibatkan perubahan kondisi lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya. Tak hanya itu, para warga yang terjebak dalam kondisi perang mengalami gangguan emosional, kecacatan, dan yang paling buruk kematian. 

Anak-anak yang tumbuh di wilayah peperangan seringkali diserang rasa cemas berlebihan sehingga kondisi emosionalnya tidak stabil. Suara rentetan peluru, dentuman bom, hingga jeritan warga yang tengah menyelamatkan diri menyebabkan anak-anak tidak lagi merasa aman. Mereka cemas nasib buruk akan menimpa mereka. Apalagi jika orang tua mereka gugur di masa perang. Mereka tidak lagi merasakan kasih sayang dari orang tua. Kondisi seperti ini dirasakan oleh Violet, tokoh utama dari serial anime Violet Evergarden.

Serial Violet Evergarden pertama kali rilis pada tahun 2018 oleh  Kyoto Animation. Violet Evergarden merupakan adaptasi dari novel  karya Kana Akatsuki yang diilustrasikan oleh Akiko Takase. Violet Evergarden  berjumlah 13 episode dengan 1 Original Video Animation (OVA) dan 2 film (1 spin-off dan 1 sekuel).

Violet Evergarden mengisahkan keseharian Violet, seorang mantan tentara muda berusia 14 tahun yang bekerja sebagai  Auto Memory Doll (penulis surat) di perusahaan pos CH. Orang tuanya telah lama mati. Semasa usia sangat muda, ia dididik untuk menjadi senjata perang yang mematikan. Ia tidak mendapatkan kasih sayang dari siapapun. Maka, Violet akhirnya menjadi manusia tanpa perasaan dan emosi. Wajahnya datar. Di kepalanya hanya ada perang, perang, dan perang. Kemampuan berperang Violet tak dapat diragukan. Ia mampu menggunakan senjata api dan senjata tajam seperti busur.

Violet memutuskan untuk keluar dari barak militer dan menjadi Auto Memory Doll karena ia ingin mencari tahu makna ucapan Mayor Gilbert Bougainvillea kepadanya. Atasannya itu berkata begini: “kau harus tetap hidup dan bebas. Dari lubuk hatiku ‘aku mencintaimu’.

SENJATA PERANG

Pada awalnya, Violet adalah seorang gadis kecil tanpa nama yang terdampar di pulau kecil. Tak berselang lama, datanglah Kapten tentara Angkatan Laut bernama Dietfried Bougainvillea. Violet diselamatkan olehnya. Ia membawa Violet ke kapal milik angkatan laut. Di dalam kapal, Violet hampir diperkosa oleh para prajurit. Sebelum para prajurit itu mendekatinya, Violet berhasil membunuh mereka. Dietfried terpukau dengan kemampuan Violet. Ia akhirnya membawa serta Violet menuju negara asal Violet.

Setelah sampai di Leidenschaftlich, negara asal Violet, Dietfried menyerahkan Violet ke adiknya, Gilbert Bougainvillea. Gilbert mengasuh Violet dengan sepenuh hati. Ia mengajari gadis itu cara untuk berbicara dan menulis agar ia mampu berkomunikasi dengan baik.  Gilbert jugalah yang memberikan nama “Violet” kepada si gadis.

Selama perang masih terjadi, Gilbert harus terlibat dengan peperangan itu. Sebelum Sebelum terjun ke medan perang, Gilbert menemui Letnan Kolonel Claudia Hodgins. Ia  menyampaikan kepadanya agar membawa Violet ke keluarga bangsawan Evergarden jika dirinya gugur saat perang. 

Perang pun terjadi. Suara desingan peluru, gemuruh meriam dan teriakan kematian. Asap hitam mengepul di udara. Di bawah cahaya rembulan, Gilbert dan pasukannya melakukan pengintaian. Tiba tiba, Violet melakukan penyerangan seorang diri ke wilayah musuh untuk menghabisi tentara musuh yang sedang berjaga.

Violet terus melindungi Gilbert. Tidak peduli ia terkena peluru ataupun bom. Pengorbanan terbesar Violet adalah ketika dia rela kehilangan kedua tangannya karena bom. Walaupun Gilbert juga kehilangan tangan kiri dan matanya, Violet tetap berusaha melindungi tuannya.

Musuh yang merasa sudah kalah dalam peperangan memilih meledakan bangunan yang dikuasai oleh pasukan Gilbert. Gilbert yang sudah terluka parah menyuruh Violet pergi agar selamat dari reruntuhan. Gilbert mengatakan begini kepada Violet: “Violet, kau harus tetap hidup dan bebas. Dari lubuk hatiku, aku mencintaimu.”

Violet yang hidup di wilayah peperangan tidak dapat memahami apa yang diucapkan oleh Gilbert. Violet tidak memahami bahasa perasaan manusia. Ia memaksa Gilbert untuk menjelaskan maksud dari perkataannya. Keadaan semakin runyam. Gilbert tidak memiliki kesempatan untuk menjelaskan makna perkataannya. Gedung pun akhirnya runtuh. Violet ditemukan terbaring lemah oleh Kolonel Hodgins. Gilbert dinyatakan meninggal oleh pemerintah.

AUTO MEMORY DOLL

Violet terbangun dari koma. Ia melirik ke arah kedua tangannya yang sudah berubah menjadi tangan prostetik logam. Violet menanyakan keberadaan Gilbert kepada Hodgins tanpa henti. Demi memenuhi permintaan Gilbert, Hodgins merahasiakan kondisi dan keberadaan Gilbert sebenarnya.

Setelah pulih dari luka-luka akibat perang, Violet diadopsi oleh keluarga Evergarden dan ikut bekerja dengan Hodgins, Kolonel Claudia Hodgins yang sudah pensiun dari dunia militer membangun perusahaan pos CH. Pos CH merupakan perusahaan yang bergerak di bidang surat menyurat, tukang pos, dan auto memory doll.

Violet yang ingin mengetahui arti sebenarnya dari ucapan Gilbert: “aku mencintaimu” memutuskan untuk menjadi auto memory doll di perusahaan pos CH. Auto memory doll sama seperti Amanuensis. Amanuensis berasal dari dari bahasa latin “a manu” yang sering disandingkan dengan kata ”servis” yang secara literatur berarti pekerja manual (manual labourer).

Para Auto memory doll kebanyakan perempuan yang ditugaskan untuk mencatat perasaan seseorang dan menuliskannya dalam bentuk surat. Surat ini nantinya akan dikirimkan kepada orang yang dituju pada surat itu.  

Sebelum menjadi karyawan tetap pos CH, Violet mengikuti auto memories doll training school selama beberapa minggu. ia dilatih untuk meningkatkan kemampuan menulis, penguasaan kosa kata, hingga kemampuan mengekspresikan perasaan seseorang dalam bentuk tulisan. 

Walaupun telah merampungkan program pelatihan, Violet masih belum bisa memahami perasaan dan emosi orang lain. Akibatnya, ia kurang sensitif saat melakukan pekerjaannya. Ia seringkali sulit memahami kata-kata klien dan menulis surat dengan gaya yang terkesan merendahkan. Violet menyadari bahwa ia masih belajar dalam memahami emosi manusia. Sebagai seorang auto memory doll, ia harus bersikap sopan kepada siapapun, bahkan ketika dihadapkan pada perlakuan buruk.

Seseorang yang telah melewati masa perang sering kali mengalami Post Traumatic Stress Disosder (PTSD). PTSD terdapat empat jenis, yaitu: kenangan yang mengganggu (intrusive memories), menghindari (avoidance), mati rasa emosional (emotional numbing), dan kecemasan atau peningkatan gairah/emosi (hyperarousal).

Selama Violet hidup di masa perang, ia mengalami PTSD yang menyebabkan terbentuknya kepribadian Alexithymia. Serupa dengan teori yang dikemukakan oleh Taylor, Bagby, dan Parker (1997, 26-45), Alexithymia merupakan suatu kondisi mental yang membuat seseorang tidak dapat mengenali, mengidentifikasi, mendeskripsikan emosi diri sendiri dan orang lain sehingga tampak seperti orang yang tidak memiliki emosi sama sekali.

Violet mengalami perkembangan emosional yang lebih baik setelah bertemu dengan berbagai klien yang memiliki karakteristik emosi berbeda-beda. Pekerjaannya sebagai Auto memories doll membantunya memahami bahwa perasaan yang paling tulus dapat disampaikan melalui surat. Hal ini membuatnya merasa bahwa setiap surat pantas untuk dikirim dan disampaikan. Ia merasakan kebahagiaan saat menerima surat.

Saat Violet pernah dibebankan untuk menulis 50 surat dalam satu minggu oleh seorang ibu yang sedang sekarat. Surat itu nantinya akan dikirimkan kepada anaknya setiap saat ia berulang tahun. Sembari mengantar surat, Violet menyempatkan diri untuk bermain bersama anak dari ibu itu. Sekembalinya ke perusahaan, Violet tidak sanggup menahan tangis yang telah ia tahan ketika berada di rumah kliennya. Tangisan Violet menunjukan ia mulai memahami emosi manusia.

Perubahan perilaku yang terjadi pada Violet dapat dijelaskan pada salah satu teori Post-Traumatic Growth (PTG) oleh Calhoun dan Tedeschi (2006). Teori itu menjelaskan tingkatan perubahan emosi seseorang yang mengalami trauma. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu: persepsi diri, hubungan dengan orang lain, falsafah hidup.

Violet mulai merasa bersalah dan sadar atas keterlibatannya dalam perang. Ia akhirnya berubah menjadi pribadi yang senang memaafkan dan berempati kepada banyak. Ia bersumpah untuk tidak pernah lagi membunuh. Dia menolak menjadi senjata perang lagi dan menganggap bahwa dia tidak membutuhkan perintah siapa pun untuk menjalani hidupnya.[]

Pikri Hafidz A, penggemar Anime kelas berat

Editor: Hifzha Aulia Azka

You may also like

Hari Tani Nasional; GNP Kritik Kebijakan Agraria

lpmrhetor.com – “Sampai saat ini negara tidak menyelesaikan