Kudengarkan teriak-sorai
Penuh gemuruh kekosongan sebelum maghrib, perjalanan sebelum pulang
Kudengarkan teriak-sorai
Penuh gemuruh kekosongan
Pada jalan dengan pemudik dari gawainya
Tanpa suara, tanpa jiwa
Menghadap barat dan timur
“Mau kemana mereka?” Pikirku
Siapa peduli pertanyaan itu,
Masa bodoh!
Menit ke menit
Jam ke jam
Jalan-jalan melihatkan dirinya
Gagah dan gagap
Kegagahberanian ada di jalan-jalan
Ketakutan ada di jalan-jalan
Sementara di mana waktu istirahat?
Jalanan penuh dan sesak
Penuh akan kekosongan
Tatapan tanpa berisikan jiwa
Berebut tempat
Mana yang lebih dulu,
Pohon-pohon atau jalan-jalan itu?
Sesak ketiadaan gunung
Menggantikan celah pinggir kota
Waktu belum maghrib
Pada siapa daku mengadu?
Jalanan sibuk sebelum pulang.
-Pedak Baru, 25 Juli 2022
Mengarungi Malam Pada Larut
O… Sungguh indahnya
Kengerian malam bersiul merdu
Irama kesunyian petang
Larut singgah di pucuknya
Siang yang menghamba
Malam yang mendamba
Lelah meninabobokan
Ritus kehidupan
Sunyi itu?
Dia bersembunyi di kebisingan?
O…
Bersembunyi, di balik semayamnya
Tak merupa bersama cinta
Terlelap di kegelapan
Semayam, tanpa lilin suci
Tersisa bau-bau busuk
Kepulan kabut kebenaran atau keberanian?
Pucuk tak kupetik
Akar tak kujampa
Sial!
Kutetap mencinta…
Aku terbangun
Terbang bersama Rajawali
Mengarungi malam
Kegelapan penuh riang
Kengerian dengan gagahnya
Aku Rajawali malam
Sayapku melebarkan kepaknya
Menaiki tangga tanpa ujung
Dunia penuh akrobat
Tanpa waktu yang pamrih
-Pedak Baru, 27 Juli 2022
Wishnu D. Anggoro, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta