lpmrhetor.com- Tiga petani Desa Pakel, Banyuwangi, Jawa Timur ditangkap pada 3 Februari 2023 atas tuduhan menyebarkan berita bohong. Penangkapan tersebut ditengarai berkaitan dengan konflik lahan antara warga Pakel dengan PT Bumi Sari.
Karena itu, sebagai bentuk solidaritas mendesak Polda Jawa Timur agar segera membebaskan tiga petani tersebut, Komite Bebaskan Pakel mengadakan kegiatan diskusi, pameran poster, dan panggung rakyat di Bage X Kama, Sleman, DIY pada Minggu, (12/2/2023).
“Kita berinisiatif untuk membuat acara ini. Kawan-kawan bisa melakukan apa saja untuk bersolidaritas kepada warga Pakel. Maka dari itu, dibentuk lah dari keterlibatan seniman, dan kawan-kawan lainnya,” ujar Robi, salah satu solidaritas yang merupakan seniman musik Tanasaghara.
Untuk menjaring lebih banyak massa yang bersolidaritas, Wishnu Utomo atau lebih akrab disapa Ucok yang juga merupakan solidaritas, menegaskan bahwa acara ini akan melakukan propaganda dalam pengumpulan poster, video statement, dan mengaktivasi sosial media.
Selain sebagai bentuk desakan kepada Polda Jawa Timur, ini juga dimaksudkan untuk memberi dukungan moral kepada warga Pakel, terutama keluarga petani yang ditangkap.
“Jadi kita merasa perlu kayak dukungan untuk temen-temen di sana juga untuk petaninya yang ditangkep. Terutama keluarga ya. dan juga beberapa teman solidaritas yang di Pakel. Biar gak ngerasa sendiri lah,” tutur Ucok.
Perwakilan Rukun Tani Sumberejo Pakel (RTSP), Sri Mariyati mengungkapkan bahwa ada rasa trauma yang kembali dirasakan oleh warga Pakel pada penangkapan 3 Februari lalu. Hal ini terjadi karena sebelumnya pada tahun 2000 juga ada penangkapan paksa pada beberapa laki-laki desa.
Penangkapan di tahun 2000 terjadi karena bentrok warga Pakel dalam upaya mempertahankan lahan yang diklaim milik Perhutani KPH. Sri Mariyati mengatakan bahwa penangkapan baru-baru ini hampir mirip seperti kejadian sebelumnya.
“Kalau rasa trauma itu masih ada, bahkan masih ada orang yang kalau lihat polisi gemetaran. Ditambah sekarang itu akhirnya mengingat lagi, karena hampir mirip dengan yang dulu,” tutur Sri Mariyati saat diwawancarai oleh lpmrhetor. Ia turut hadir di Bage X Kama sebagai pembicara diskusi yang bertajuk ‘Perjuangan Ruang Hidup dan Kriminalisasi Petani Pakel’.
Dengan terselenggaranya acara ini, Ucok berharap agar informasi serta kesadaran yang ada di masyarakat dapat bangkit dan informasi terkait Pakel dapat melebar luas. Sehingga banyak masyarakat yang akan memberikan dukungan.
“Kesenian ini sebagai medium yang pas untuk ngumpulin orang, gitu. Semakin banyak orang kan informasinya semakin cepat tersebar,” pungkas Ucok. []
Reporter: Widad Hafiyan Ustman (Magang)
Editor: Muhammad Rizki Yusrial