Bahasa isyarat tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi teman Tuli, tapi teman dengar juga bisa mempelajari dan menggunakannya. Demi menciptakan lingkungan yang lebih inklusif terhadap teman Tuli, DPD GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia) DIY menyelenggarakan lokakarya bahasa isyarat bertajuk “Bahasa Isyarat Bisa Untuk Dimanapun dan Siapapun” di Kopi Nuri Condongcatur, Minggu (1/10/2023).
“Kita memberikan kesempatan buat temen-temen untuk bisa menumbuhkan kesadaran inklusivitas. Mungkin kedepannya bisa ada bekal buat temen-temen yang udah belajar bahasa isyarat dan nanti ketika ketemu sama temen-temen tuli bisa untuk berkomunikasi, bisa berbahasa isyarat karena sebelumnya sudah belajar bahasa isyarat. Atau bisa jadi menambah inspirasi, motivasi untuk belajar bahasa isyarat seterusnya gitu,” jelas Hestu Wijayasri, Ketua Bidang Kepemudaan Tuli GERKATIN DIY, dengan bantuan Muiz sebagai juru bahasa isyarat.
Karena masih dalam suasana Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBII) yang diperingati setiap tanggal 23 September inilah yang juga menjadi alasan DPD GERKATIN DIY mengadakan lokakarya bahasa isyarat. Mewakili panitia, Hestu berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran terkait penggunaan bahasa isyarat.
“Kemarin HBII, semua orang (teman Tuli dan teman dengar) ternyata bisa berbahasa isyarat. Nah lewat ini, jadi ga hanya Tuli aja gitu, teman dengar juga bisa (berbahasa isyarat). Dan sekalian kita memperkenalkan identitas kita sebagai Tuli,” lanjutnya.
Layaknya bahasa daerah yang dikenal masyarakat umum, bahasa isyarat juga memiliki perbedaan di setiap daerah di Indonesia. Hestu menuturkan bahwa terdapat beberapa dari teman Tuli juga menemukan kesulitan dalam belajar bahasa isyarat. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan bahasa tersebut. Sehingga menjadi kendala dalam berkomunikasi ketika keluar daerah asal.
Selaras dengan tujuan diselenggarakannya lokakarya ini, Imelda Yetti, salah satu peserta, hadir dengan tujuan memberikan dukungan kepada teman Tuli. Jika menjadi juru bahasa isyarat dirasa cukup jauh dari harapannya, setidaknya berkomunikasi dengan teman Tuli bisa membantu teman Tuli apabila dibutuhkan.
“Saya dulu punya murid, itu dia Tuli. Nah, dia yang dorong saya untuk ikut, yang ngasih informasi, kebetulan tetangga. Jadi, dia itu kalau expo, itu ga ada yang bantu dia ngomong. Dia sendiri komunikasi susah, karena kan yang lainnya normal,” ujarnya.
DPD GERKATIN DIY berencana mengadakan lokakarya Bahasa Isyarat Batch 2. Namun, terkait waktu dan tempat belum ada kepastian.
“Mungkin minggu depan, hari Sabtu, artinya mungkin tanggal 7. Untuk tempat nanti infonya menyusul,” pungkas Hestu. []
Reporter: Ruhana Maysarotul Muwafaqoh
Editor: Hifzha Aulia Azka