Pentas Produksi XXXVI Teater Eska ‘Enigma. Interval Yang Ganjil’ Soroti Kecemasan yang Dihadapi Generasi Z

226
Dok : Teater Eska

lpmrhetor.com- Teater Eska kembali menggelar pementasan besar berjudul ‘Enigma. Interval Yang Ganjil’ di Taman Budaya Yogyakarta. Pementasan yang akan digelar pada 3 Oktober 2024 ini menyorot kehidupan generasi Z. Destri Romiza, produser Pentas Produksi XXXVI Teater Eska, melalui ‘Enigma. Interval Yang Ganjil’ berharap penonton bisa berpandangan luas terhadap generasi Z. Berbagai pertanyaan dan teka-teki akan menemani penonton dalam menyaksikan pementasan ini. 

Belakangan ini, banyak beredar kabar bunuh diri dari kalangan generasi Z. Ini menjadi salah satu alasan tema generasi Z diangkat. “Wacananya berangkat dari kecemasan, jadi displacement awalnya, terus mengerucut ke mental health gen Z,” jelas Destri.

Kecemasan erat kaitannya dengan fenomena generasi Z yang dilanda tsunami informasi. Dahsyatnya arus informasi yang diterima menimbulkan berbagai bencana, termasuk kesehatan mental tanpa ada bekal penanggulangan.

Pementasan kali ini menjelma sebagai refleksi dari potret diri generasi Z. Pementasan yang berjudul ‘Enigma. Interval Yang Ganjil’ bercerita tentang bagaimana kecemasan yang dihadapi oleh generasi Z, penyebab dan cara generasi Z menghadapinya.

“Jadi, penonton bisa mengenali gitu, kalau Gen Z itu kan sekarang dikenal dengan generasi yang rentan dengan perkembangan zaman, teknologi, lingkungan. Sebagai generasi yang rentan dan lemah. Kita pengen orang-orang itu tahu penyebabnya, gimana menyelesaikannya. Sekarang Gen Z identiknya dengan apa? Jadi, pengen orang-orang berpandangan luas terhadap gen Z, lihat gen Z dari berbagai arah bukan cumin dari satu sudut pandang aja,” harap Destri.  

Pementasan ini merupakan lanjutan seri thriller dari pentas Teater Eska yang digelar bulan Juli lalu di Gelanggang Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dengan judul ‘Interval Yang Ganjil’. Faktor eksternal dianggap sebagai kompleksitas yang mendorong kecemasan dalam diri generasi Z.

“Kita juga punya kesepakatan, kita punya asumsi bahwa kecemasan generasi Z ini diakibatkan bukan hanya faktor lingkungan, tapi juga adanya kesenjangan, isu politik, dan sebagaimana,” ucap Destri.

Selain beberapa faktor tersebut, Detri dan Tim mendapati bahwa kecemasan ini juga berasal dari trauma generasi. Maksud trauma di sini adalah trauma yang diakibatkan oleh orang tua biologis maupun orang lain yang dianggap lebih tua. Pola asuh dari orang tua juga dapat berdampak pada pembentukan mental tiap individu yang menjadi penyebab dari kecemasan yang ada pada diri generasi Z.

Dalam penyajian pentas, Teater Eska tidak menyebutkan nama tokoh secara spesifik. Pentas ini mementingkan penekanan isu. “Tapi kalau terpaksa memberi julukan peran, anggaplah aku dan beberapa aktor lainnya memerankan sebagai bagian atau sisi yang distereotipkan dalam diri gen Z,” ungkap Rimbun Rahmadhani Emgiek, salah satu aktor pementasan.

“Kalau untuk diriku sendiri, aku adalah gen Z yang suka menyampaikan apa isi pikirannya, apa yang bikin dia overthinking,” lanjutnya. 

Menurut Destri, Pentas Produksi XXXVI Teater Eska terdapat aspek psikologi yang di dalamnya dapat dijadikan sebagai objek kajian luas. Oleh karenanya, meski bertema generasi Z pementasan ini tidak hanya ditujukan kepada kalangan generasi Z semata. Orang-orang di sekitar generasi Z, seperti orang tua, peneliti, seniman dan budayawan teater, dapat turut menyaksikan pentas. Bagi orang tua, mereka akan menemukan karakter lain dari generasi Z, selain karakter anaknya yang termasuk bagian dari generasi Z.[] 

Reporter : Ruhana Maysarotul Muwafaqoh

Editor : Naufal Zabidi

You may also like

Regent; Teater Guriang Menanggapi Keresahan Museum Antikolonialisme Multatuli

lpmrhetor.com – Dalam menanggapi keresahan Museum Multatuli sebagai