13 Calon Rektor Tidak Hadir dalam Dialog Terbuka, DEMA Menemukan Intervensi dari Rektor Al Makin

471
Foto/Naufal Zabidi

lpmrhetor.com- 13 calon rektor tidak menghadiri acara “Dialog Terbuka Bersama 13 Calon Rektor” yang diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Sunan Kalijaga pada Senin (27/05/2024). Thoriqotur Ramadhani, Ketua DEMA UIN Sunan Kalijaga, mengungkapkan adanya instruksi dari Rektor Al Makin kepada para calon rektor untuk tidak menghadiri acara tersebut.

“Saya dapat WA dari beberapa calon, ada sekitar 3 calon, itu yang jajaran rektorat, mendapatkan instruksi dari rektor. Ini bukti chatnya itu ada. Beliau itu menginstruksikan untuk, ‘dah gausah dateng, kegiatan itu gausah dilayani’, dan sebagainya,” ungkapnya.

Selain itu, Thoriq juga menjelaskan bahwa sangat sulit untuk menyelenggarakan acara seperti ini. Menurut pengakuannya, perizinan dan undangan dari DEMA untuk menyelenggarakan acara itu ditolak oleh Senat Universitas dan Rektor Al Makin. Bahkan, Al Makin menuding DEMA ingin menciptakan kegaduhan di lingkungan kampus. 

“Ga usah lah, acara ini ga usah dilaksanakan, nanti yang milih juga bukan kita kok, yang milih menteri,” ucap Al Makin sebagaimana dituturkan oleh Thoriq.

Selain prosesnya yang panjang dan rumit, DEMA juga mengaku mendapatkan tindakan yang tidak mengenakan dari Rektor saat mengirim undangan. Thoriq menyebut Al Makin marah ketika diberi undangan. Lebih jauh, bahkan ia melakukan tindakan fisik. 

“Bahkan pas kami mengirimkan, salah satu calon kan ada dari pak rektor sekarang, itu nyalon lagi. Dan kemarin pas kami ngirim undangan ke beliau, itu beliau sampai gontok-gontokan dengan kita. Mohon maaf ya, tangan saya itu sampai dipukul, saking marahnya dia,” ujarnya. 

Absennya ke-13 Calon Rektor dalam acara dialog terbuka turut memupuk kekecewaan para mahasiswa. Harapan mahasiswa akan mendapatkan informasi terkait visi dan misi Calon Rektor memimpin kampus, sepenuhnya hilang. Tak terkecuali Rasyd, mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam.

“Entah mereka takut atau apapun, agak sulit buat optimis bahwa mereka pengen dateng. Atau, seenggaknya punya komitmen untuk datang dan ngomong atau apa, tapi ini ngga ada sama sekali. Ngga ada deklarasi atau apapun,” serunya. 

Rasyd juga kecewa telah menunggu lama kehadiran para calon rektor. “Kayak cuman pindah ngopi aja kesini, pindah ngeroko aja”.

Karena dialog terbuka tidak dihadiri para Calon Rektor, Rasyd merasa putus asa dengan nasib kampus, khususnya mahasiswa. “Harusnya, minimal ngeluarin visi misi itu, walaupun seperti kita tahu, ini memang tertutup. Tapi mau bagaimanapun, ada keinginan untuk mempublikasi, biar mahasiswa tahu. Aset terpenting kampus itu kan mahasiswa, kalau semisal mahasiswa ga diajak emang mau ke siapa lagi kalau bukan mahasiswa?,” pungkas Rasyd.[]

Reporter: Naufal Zabidi

Editor: Hifzha Aulia Azka

You may also like

Regent; Teater Guriang Menanggapi Keresahan Museum Antikolonialisme Multatuli

lpmrhetor.com – Dalam menanggapi keresahan Museum Multatuli sebagai