Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) Teras Malioboro 2 melakukan unjuk rasa di depan Balaikota Yogyakarta pada Senin (18/09/2023).
Endang Kusuma Astutik, salah satu PKL di teras Malioboro 2 yang tergabung dalam paguyuban Tridarma, menyebutkan tujuan diadakannya aksi unjuk rasa ini adalah menagih janji pemerintah Kota Yogyakarta soal kejelasan rencana relokasi jilid 2 yang akan dilakukan tahun depan.
“Kita itukan menuntut untuk relokasi ke 2 itu supaya dapat tempat relokasi yang lebih bagus, daripada sekarang,” ungkapnya.
Para PKL Teras Malioboro 2 mengalami penurunan pendapatan secara drastis semenjak direlokasi.
“Pendapatan kita hampir menurun 80 persen dari semula sebelum kita kena relokasi, yang kita pas masih waktu jualan di pinggir jalan Malioboro sampai pasar Bringharjo. Terus kita kena relokasi,” terang Endang.
Sebelum melakukan unjuk rasa, pihak dari PKL sudah bersurat kepada PJ Walikota Yogyakarta sebanyak 5 kali. Tapi, surat tersebut tak kunjung dibalas oleh PJ Walikota Yogyakarta.
“Kita ke sini mau menemui pak PJ, dan kita itu sebenernya sudah menempuh jalan bagus, kita mengirim surat ke pak PJ, sudah hampir 5 kali,” ungkap Endang .
Pada tahun 2022 pemerintah kota Yogyakarta memindahkan lokasi berjualan para pedagang kaki lima dari yang awalnya di selasar jalan Malioboro. Saat ini dipindahkan ke dalam Teras Malioboro.
Tujuan awal dari dipindahkannya para PKL ini ialah untuk penataan kawasan untuk para pejalan kaki di Malioboro yang termasuk dalam kawasan sumbu filosofis Yogyakarta. Kawasan tersebut diusulkan kepada UNESCO untuk menjadi salah satu tempat warisan budaya dunia.
Ternyata, dampak relokasi itu sangat merugikan para PKL di Malioboro. Selain permasalahan pendapatan, menurut Sinta, sekretaris Paguyuban Tridarma, para PKL yang sebelumnya tidak berjualan di selasar Malioboro tiba-tiba berjualan di Teras Malioboro 2.
“Kami mencurigai adanya penggelembungan data dan ada lapak-lapak yang tiba-tiba masuk yang dulu tidak berjualan di selasar Malioboro,” ungkap Sinta.
Kemudian ia menjelaskan bahwa tempat untuk berjualan di Teras Malioboro 2 itu terbatas, sehingga perlu pendataan secara jelas. Sinta juga berharap agar pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan ini secara tuntas.
“Itu nanti kita menunggu kebijakan dari pemerintah. Karena memang lapak yang tersedia memang hanya 1041. Tapi kita minta ketegasan juga dari pemerintah. Ketika memang beliau-beliau tidak berjualan di selasar, kita minta tindakan yang tegas,” pungkas Sinta. []
Reporter: Olivia Subandi
Editor: Hifzha Aulia Azka