International Women’s Day, Ajak Perempuan Bersuara Lebih Lantang

942
Foto: Dok. Alfan/Rhetor.

lpmrhetor.com – Wacana peringatan International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional telah muncul sejak awal 1900-an, di tengah gelombang industrialisasi dan kesenjangan sosial di dunia kerja.

Dengan munculnya protes dan serangkaian aksi ditambah dengan munculnya gerakan feminisme di kalangan perempuan, pada tahun 1975, PBB resmi menetapkan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Sedunia.

Di Yogyakarta, Aliansi Panitia Bersama IWD Yogyakarta menggelar aksi memperingati Internasional Women’s Day pada Jum’at (8/3). Aksi yang dimulai dari pukul 14.00 WIB ini, bertitik kumpul di area parkir Abu Bakar Ali dan melakukan longmarch sampai di Titik Nol KM.

Menurut Nury, Humas Panitia Bersama IWD Yogyakarta 2019, kegiatan peringatan Hari Perempuan Internasional telah diselenggarakan tiap tahun dan pada tahun ini diagendakan oleh panitia bersama yang terdiri dari pelbagai organisasi sosial di Yogyakarta.

Acara ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat khususnya perempuan di Yogyakarta agar sadar dan memperjuangkan hak-hak perempuan.

“Bahwa untuk membangun negeri tidak hanya dengan laki-laki, tapi juga perempuan perlu berpartisipasi, kita melihat kebijakan-kebijakan di Indonesia masih berat sebelah karena pemangku jabatannya laki-laki,” tegas Nury.

Dalam orasinya, peserta aksi menyuarakan pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU-PKS), hancurkan kapitalisme, lawan patriarki dan seksisme. Disahkannya RUU-PKS dianggap bisa menuntaskan sekaligus menjadi jaminan keamanan bagi kaum perempuan.

Sebelumnya, Panitia Bersama IWD telah menyelenggarakan serangkaian acara seperti diskusi publik di sejumlah kampus yang berada di Yogyakarta dengan mengangkat isu tentang perempuan.

Ika, salah satu panitia dan peserta aksi mengatakan bahwa acara seperti ini sangat penting. Selain bisa menyuarakan aspirasi perempuan, ia berharap agar tuntutan aksi bisa terealisasi dan menjadi perhatian bagi seluruh elemen yang terlibat.

Nury juga berharap agar acara ini tidak hanya menjadi momentum belaka. Ia berharap dengan adanya momen ini dapat menumbuhkan efek jangka panjang, kesadaran bahwa perempuan itu bisa bergerak, bisa mengungkapkan pendapatnya.

“Setelah ini kami berharap perempuan bisa lebih aktif ikut dalam pembangunan, tidak cuma manut saja, tapi bisa memberdayakan dirinya,” pungkasnya.[]

Reporter: M. Alfan Fannan

Editor: Fiqih Rahmawati

You may also like

Mahasiswa Menginginkan ‘Dialog Terbuka’ Bersama Bakal Calon Rektor

lpmrhetor.com –  Masa jabatan Al Makin sebagai Rektor