lpmrhetor- Paguyuban Petani Lahan Pantai Kulon Progo (PPLP-KP) mengadakan acara peringatan hari kelahirannya yang ke-17 dengan membawa tajuk “Terus Tumbuh dan Melawan” pada tanggal 6-7 Mei 2023 di Karangsewu, Galur, Kulon Progo.
Supriyadi, selaku ketua PPLP-KP menyebutkan alasan mengapa para warga masih konsisten menolak rencana penambangan pasir di Kulon Progo. Menurutnya, berkat para petani, lahan pantai bisa diperuntukkan menanam beragam macam pangan. Dengan teknologi yang dikembangkan oleh mereka, lahan pantai ini menjadi sumber kehidupan para warga pesisir pantai Kulon Progo.
“Ini [lahan pertanian] bukan milik perorangan atau lembaga. Tapi ini adalah warisan nenek moyang. Lahan pantai selatan Kulon Progo ini 75% adalah hak milik rakyat dan mereka setiap tahun bayar pajak,” ungkapnya.
Selama 17 tahun, PT Jogja Magasa Iron (JMI) selaku pemegang kontrak karya penambangan pasir besi di Kulon Progo masih belum bisa memberikan kejelasan. Warga masih dibuat bingung perkara kelanjutan rencana penambangan pasir besi.
Salah satu anggota PPLP-KP, Suparno, menekankan akan persatuan para warga pesisir pantai Kulon Progo dan tetap melawan tambang. Selain itu juga, ia berharap gerakan akar rumput yang berasal dari luar daerah Kulon Progo tetap bersolidaritas terhadap perjuangan warga Kulon Progo.
“Ya karena kita PPLP merapatkan barisan, akar rumput itu selalu kompak. Akar rumput itu masyarakat. Masyarakat itu masih tetap solid karena pasir besi sendiri itu akan merusak alam. Padahal alam ini yang membuat Tuhan,” ujarnya.
Perkara aksi solidaritas dari luar daerah Kulon Progo kepada warga asli, menurut Julian Duwi Prasetya, direktur LBH Yogyakarta, adalah hal yang bagus karena bisa mengabarkan kasus rencana penambangan pasir besi ini kepada khalayak umum. Sehingga, kasus ini diperhatikan oleh banyak orang
“Tapi saya kira dalam konteks menyampaikan kepada publik, menyadarkan kepada public dan menyerukan kasus mereka kepada publik, para warga tidak membatasi, kok,” jelasnya.
Perjuangan warga pesisir pantai Kulon Progo dalam melawan tambang pasir besi takkan pernah usai. Hal ini karena mereka peduli terhadap alam ciptaan yang maha kuasa. Segala bentuk perampasan ruang hidup mereka tolak dengan keras.
“Perjuangan selalu bertumbuh, satu generasi ke generasi yang lebih muda. Melawan perampasan hak hidup. Tidak ada tempat bagi perampas ruang hidup!” pungkas Suparno. []
Reporter : Olivia Subandi
Editor : Hifzha Aulia Azka