Sampai Mana?
Sesaat lagi tangis pecah di jantung dadanya, membasuh omong kosong pada malam-malam yang panjang.
Kita mungkin peristiwa yang berjalan menuju pertanyaan,
sampai mana kita akan melangkah?
Tangis basah mengguyur bayang-bayang, mereka mengingat riwayat cinta yang berserak di sekujur tubuhnya dan tak mampu terkubur.
Mereka menitipkan rahasia pada masing-masing hati dan isi kepala, tak ada yang tau sampai mana hidangan itu bermuara atau tidak sama sekali.
Sementara dada telah sesak bersama kepulan kebingungan yang sunyinya melelahkan dan bisingnya melalaikan.
Sampai mana kita akan melangkah?
Pada bunga-bunga kebahagiaan atau gugur hati dalam kesedihan?
September 2022
Di Sepanjang Doa
Ada air mata yang jatuh di sepanjang jalan dan tubuh ibu.
Ada kata yang berserak di sepanjang cerita dan keringat bapak.
Ada sesal yang riuh di sepanjang doa dan dusta anak.
Ada.
Mei 2022
JANCOK!
Kekosongan diri menyadari kau ada di kepala, kau tak lupa.
Mimik
momok
tampak
menapak
Pada masa kelak, kau nampak bersama jejak-jejak,
nyata cinta!
cinta, nyata!
Derita.
Kau hidup di sela-sela ketiak kota yang ketakutanmu lebih berharga dibanding keberanian para taik-taik yang mampet pada janji-janji.
JANCOK!
(2022)
DINI
Dini ini hari yang sulit
Dini ini hari yang sakit
Kau cari-cari gemuruh di rumahmu,
Kau cari-cari Senyum di kamarmu
Kau cari-cari tawa di teras rumahmu
Di hati, tangis tak henti.
Dini hari ini kau tegar nan lantang
Dini hari ini kau benar dan sayang
Kami tak paham, secarik apa yang kau genggam?
Sebab kami tak mampu tenang
memandangmu, melihatmu
memandangmu, melihatmu
memandangmu, melihatmu
Kami malu!
Kau benar-benar Ibu
Kami sedih!
Kau benar-benar Ibu
Kami marah!
Kau benar-benar Ibu
(2021)
Nabil Muhammad Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, lahir di tanah Sumatera!