Aksi Bentang Spanduk di Acara PBAK: Protes Terhadap Mahalnya Biaya Kuliah

775
dok/lpmrhetor/pikri

Lpmrhetor.com- Pengumuman Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dikeluarkan Rektorat berdasarkan SK Rektor No. 133 Tahun 2022 memicu polemik bagi Mahasiswa baru. Buntutnya, terjadi aksi membentangkan spanduk bertuliskan penolakan terhadap UKT pada acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang belangsung pada Senin (18/08/2022) di gedung Prof. H.M. Amin Abdullah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Presiden Mahasiswa, Syaidurrahman Alhuzaifi mengatakan bahwa aksi ini semacam permintaan seorang anak kepada orang tua yang dilakukan murni muncul dari keresahan mahasiswa. Tak ada maksud baginya menggiring mahasiswa untuk membenci kampus.

“Poinnya adalah bahwa apa yang dilakukan dan terlihat tadi itu memang murni representasi keresahan teman-teman. Hari ini kita liat sendiri, UKT mahal dan  itu di luar dugaan kita juga ada kenaikan yang sangat signifikan,” ujarnya ketika diwawancarai lpmrhetor.

Banyaknya mahasiswa baru yang tidak jadi mendaftar karena pengelompokan UKT yang tidak sesuai, Alhuzaifi menjadikan momen PBAK ini untuk menyadarkan Mahasiswa baru bahwa tidak semua orang bisa mendapatkan pendidikan. Hal ini sekaligus membantu memperlihatkan bahwa kampus UIN Suka sedang mengandung banyak masalah.

“Momen PBAK ini kita tanamkan mahasiswa baru supaya ini menjadi bentuk simpati dan empati ke mereka bahwa tidak semua orang bisa mengeyam pendidikan. Poin pentingnya adalah bagaimana mereka sadar bahwa kampus tidak baik-baik saja, bukan kita benci kepada kampus,” tegasnya

Selaku Mahasiswa baru, Wildan Faqih mengaku mendukung penuh kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan ia prihatin dengan teman-teman seperjuangannya yang lulus pada seleksi penerimaan tetapi harus mengurungkan niat kembali untuk kuliah dikarenakan biaya UKT yang sangat tinggi.

“Bagi saya itu mungkin perlu untuk dilakukan karena banyak teman-teman saya yang ga jadi masuk ke UIN dikarenakan biaya yang sangat mahal,” imbuh Wildan.

Mahasiswa baru jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial ini juga memberikan semangat untuk teman-temannya yang gagal masuk di UIN dan meminta dukungan untuk berjuang menurunkan UKT.

Rencana tidak lanjut dari aksi ini masih perlu melihat situasi dan kondisi,. Alhuzaifi berharap hal ini bisa menjadi peluang untuk mengadvokasi mahasiswa yang merasa keberatan dengan UKT-nya sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi Rektorat.

“Oke mungkin untuk tindaklanjutnya mungkin kita liat dulu algoritmanya habis ini sekiranya memang ini bisa menjadi peluang artinya sangat sayang sekali kalau kita lewatkan,” pungkasnya. []

Reporter: Nur Aini

Editor: Muhammad Rizki Yusrial

 

You may also like

Novel Puthut EA ‘Cinta Tak Pernah Tepat Waktu’ Difilmkan oleh Hanung Bramantyo

lpmrhetor.com – Hanung Bramantyo memperkenalkan film terbarunya berjudul